Malam ini indah ditambah sang rembulan yang muncul dalam wujud sempurnanya. Seharusnya para bintang kecil ikut bermunculan di langit, tapi aku tak melihat satupun dari mereka menari-nari hari ini. Kasihan sang rembulan, ia pasti kesepian karena tak ada yang menemaninya di angkasa seluas ini. Semoga ia bisa bertahan dalam kesepian hingga sang mentari muncul menggantikannya.
Berbicara tentang sang rembulan yang kesepian, lantas membuatku teringat bahwa malam ini pun aku sendirian, terus memikirkanmu dalam diam, tanpa pernah sadar sejak kapan aku mulai memikirkanmu. Mengingat setiap potongan cerita yang pernah kita lalui bersama, menyusunnya satu persatu dalam kepala ku, berharap aku dapat menjadikannya sebuah kisah yang indah.
Entah sejak kapan aku mulai merasakannya. Mengapa mendengar suaramu membuat dadaku begitu hangat, seolah kamu mendekapku. Bahkan tetiba ku rasakan belasan kupu-kupu menari menggelitiki perutku, saat kamu berada di dekatku. Aneh... aku bukan seseorang yang mudah jatuh cinta, tapi entah mengapa kamu sangat mudah masuk dan membuka pintu hatiku yang sudah lama kututup rapat, bahkan aku tidak pernah berencana untuk mengizinkanmu mengetuknya. Tapi kamu sudah berhasil membukanya, ku harap kamu hanya singgah sejenak.